Sebuah ponsel  tetap bekerja dengan baik kendati diguyur air. Ponsel tersebut telah “disepuh” terlebih dulu dengan teknologi nano coating.
Sebuah ponsel tetap bekerja dengan baik kendati diguyur air. Ponsel tersebut telah “disepuh” terlebih dulu dengan teknologi nano coating.
Air adalah musuh besar perangkat elektronik. Jika sebuah ponsel atau tablet bersentuhan dengan air, bisa dipastikan dampaknya fatal: kerusakan sebagian atau sementara hingga permanen.

Namun, teknologi terbaru yang disebut nano coating berusaha membantah hal tersebut. Setelah pelapis anti-air dalam bentuk partikel nano ”disemprotkan” ke sebuah perangkat elektronik, maka perangkat tersebut akan tetap bekerja walau bersentuhan dengan air.

Bahkan tidak hanya terkena cipratan, sebuah smartphone yang sudah terendam air pun masih dapat berfungsi secara normal. Meski kelihatannya sulit dipercaya, tapi hal itu benar-benar terjadi di booth Liquipel, di Hall B, Indocomtech 2012, akhir pekan lalu.

Salah seorang staff Liquipel dengan santai menuangkan air ke sebuah smartphone hingga terendam. Ketika diambil, smartphone tersebut masih tetap bekerja dengan baik.

Teknologi nano coating Liquipel ini memang baru. Baru ditemukan tahun lalu oleh Danny McPhail dan Kevin Bacon, dan baru dipamerkan di perhelatan Consumer Electronic Show (CES) 2012 di Las Vegas pada Januari 2012.

Di Indonesia Liquipel dikenalkan kali pertama oleh PT LQP Asia di Indocomtech 2012. GM Sales and Marketing PT LQP Asia Hendru Susilo mengatakan bahwa teknologi nano coating ini menjadi solusi untuk melindungi gadget dan perangkat elektronik terhadap kerusakan yang disebabkan oleh air. ”Kerusakan terhadap air sangat rentan terjadi, padahal itu tidak termasuk dalam garansi,” katanya.

Bagaimana cara kerjanya? Liquipel adalah teknologi pelapis anti air yang “disemprotkan” dalam bentuk uap (partikel nano) ke gadget atau alat elektronik. Mulai dari smartphone, tablet seperti iPad, Bluetooh, hingga kamera saku digital.

Proses ini dilakukan dalam mesin hampa udara dan diatur dengan tekanan dan suhu tertentu. Seluruh bagian luar dan dalam dari perangkat akan terlapisi oleh nano coating yang partikelnya berukuran 1000 kali lebih kecil dari rambut manusia.

Karena itu pula Liquipel sama sekali tak akan mempengaruhi atau merubah bentuk, penampilan atau ukuran perangkat yang dilapis.
Namun, teknologi ini tetap memiliki keterbatasan. Yakni kedalaman 30 menit di kedalam air 1 meter (sesuai sertifikat sertifikat internasional IP-X7).

”Lebih dari 1 meter atau lebih dari 30 menit membuat tekanan air dapat merusak lapisan nano coating. Karena itu kami tidak sarankan pengguna mengajak smartphone-nya ’berenang’. Teknologi ini hanya sebagai pencegahan,” katanya.

Selain itu, begitu smartphone terendam air pengguna harus segera langsung melepas baterainya dan mendiamkannya selama sekitar 24 jam. ”Supaya tidak terjadi hubungan arus pendek dari baterai,” kata Hendru.

Untuk memberi gambaran seberapa kuat nano coating ini Hendru memperlihatkan bagaimana sebuah tissue yang rentan sobek dan rapuh terhadap air dapat tetap utuh walau berulang kali direndam di air. Tissue tersebut telah terlebih dulu dilapis partikel nano.

Partikel nano ini akan bertahan selamanya atau permanen. Sehingga pelapisan hanya perlu dilakukan sekali saja. Harganya pun cukup mahal: sekitar Rp400 ribuan. Karena itu, target pasarnya adalah menengah keatas atau pemilik handset dengan harga minimal Rp4 juta.

Kedepannya ia berencana untuk mempromosikan Liquipel ini dengan cara bundling dengan produk smartphone atau tablet terbaru.