Optimalisasi pengalaman sentuh pada Windows 8 direspon oleh para vendor PC dengan menghadirkan desain perangkat hardware yang sangat berbeda. Inilah notebook/ultrabook yang dimaksimalkan untuk sentuhan.

Fokus para vendor komputer dalam mendesain laptop selama beberapa tahun terakhir ini cenderung seragam: soal tebal dan berat.
Ya, berat laptop saat ini bisa hanya 1,3 kilogram, jauh bila dibandingkan dengan berat laptop 8-10 tahun lalu yang dua sampai tiga kali lipatnya. Dan ya, tebal laptop saat ini bisa kurang dari 1 cm, membuatnya sangat tipis dan mudah dibawa-bawa.

Kendati demikian, desain kulit kerang atau clamshell tetap menjadi aturan baku. Hampir tidak ada vendor yang beranjak terlalu jauh dari situ. Nah, kehadiran Windows 8 membuat para vendor PC berani melakukan perubahan radikal.

Mereka berani mengambil risiko itu karena tuntutan dari Windows 8 sendiri: sebuah sistem operasi yang mengusung semua keunggulan Windows, namun dimaksimalkan juga untuk fungsi sentuh. Maka, para vendor PC pun mulai memikirkan ulang desain sebuah laptop yang nyaman disentuh dan diajak bekerja sekaligus.

Lihat saja kepercayaan diri Lenovo Indonesia saat mengenalkan produk ThinkPad Twist S230u di Jakarta, Rabu (31/11), silam. ThinkPad adalah lini produk andalan Lenovo untuk menyasar segmen bisnis. Sedangkan Twist menggambarkan bagaimana layar ultrabook tersebut bisa diputar-putar.

Sekilas, tampilan ThinkPad Twist S230u memang tidak berbeda dengan ultrabook pada umumnya. Namun, begitu dicermati, pengguna akan langsung melihat perbedaan pada engselnya.

Layar 12,5 inci ThinkPad Twist S230u dapat diputar dan difungsikan ke dalam empat bentuk berbeda. Pertama, bentuk clamshell biasa. Kedua adalah bentuk tablet (layar menutup keyboard). Kemudian berbentuk tent dan stand, posisi yang sangat baik untuk kolaborasi kerja melalui layar multi touch-nya.

”Perangkat ini dapat melakukan banyak hal, ditargetkan untuk pengguna small medium bussines (SMB) yang membutuhkan fungsi tablet, presentasi, serta web browsing,” kata Azis Wonosari, Technical Consultant Manager Lenovo Indonesia.

Fungsi tablet ternyata tidak membuat ThinkPad Twist S230u berkompromi pada fungsi. Spesifikasi laptop dengan Windows 8 Pro itu sangat mumpuni: Intel Core i7 3rd Generation, kapasitas HDD 500 GB, baterai hingga 7 jam, dan berat 1,58 kg. Harganya, Rp11 jutaan.

Tidak hanya Lenovo, Sony pun juga hadir dengan model ultrabook yang tidak kalah menarik: Vaio Duo 11. Desainnya yang unik membuat ultrabook tersebut mencuri perhatian di pameran Indocomtech 2012 pada 31 Oktober-4 November 2012 silam.

Vaio Duo 11 memiliki layar sentuh kapasitif 11 inci dengan resolusi 1.920 x 1.080 piksel. Namun keunikan laptop ini ada pada desainnya yang terdiri dari tiga bagian: layar, mekanisme Surf Slider, serta kibor.

Dalam kondisi tertutup Vaio Duo 11 tak ubahnya sebuah tablet. Untuk memaksimalkan interaksi sentuh itu, pengguna bahkan sudah diberikan stylus dengan dua aplikasi khusus. Yakni Note Anytime yang digunakan untuk menulis dengan stylus, serta Active Clip untuk memotong atau mengedit gambar.

Nah, ketika pengguna ingin melakukan kegiatan produktif, tinggal menggeser layarnya kebawah. Maka muncul lah kibor QWERTY yang tersembunyi.

Leo Marathon, Vaio & Sony Tablet Product Sales Section Head Sony Indonesia mengatakan bahwa Vaio Duo 11 juga tetap menggunakan spesifikasi sebuah ultrabook yang powerful.

Spesifikasinya, antara lain prosesor Intel-Core i5-3317U 1,7 GHz, memory 4 GB, bobot 1,3 kilogram, serta kapasitas penyimpanan 128 GB SSD. Harga Vaio Duo 11 masih cukup tinggi, yakni di rentang Rp13 jutaan.

Lucky Gani, Windows Business Group Lead Microsoft Indonesia mengatakan bahwa kehadiran Windows 8 mampu merubah cara orang berinteraksi dengan komputernya.

Kehadiran perangkat hardware baru yang sangat berbeda ini memunculkan tren yang ia sebut ”fleksibel workstyle”. Artinya, cara pengguna dalam bekerja atau berinteraksi dengan perangkat komputernya lebih bebas dan fleksibel.

”Ini di dukung dengan tampilan Live Tiles dari Windows 8 yang membuat pengguna lebih nyaman dalam menavigasikan aplikasi,” ujarnya.

Meski demikian, tidak semua konsumen merespon kehadiran generasi baru ultrabook ini dengan antusias. Chandra Widjaja, misalnya, mengatakan bahwa desain perangkat seperti Vaio Duo 11 masih kurang ringkas.

”Ukurannya masih cukup tebal (1,7 cm), sementara bobot 1,3 kilogram kurang praktis dan terlalu berat untuk di genggam,” ujarnya.