Samsung mempertegas posisi mereka di pasar smartphone Android untuk segmen menengah dengan senjata baru: lini produk Galaxy Ace 2, Galaxy Ace Duos, serta Galaxy W.

BlackBerry keluaran RIM memang masih memimpin lebih dari 50 persen market share smartphone di Indonesia. Jika kemudian 50 persen sisanya didominasi oleh sistem operasi Android, maka terlihat bahwa Samsung punya andil besar di pasar itu. Menurut survei GfK pada Maret 2012, market share Samsung di smartphone kategori Android hampir menembus 80 persen.

Dominasi Samsung bisa jadi karena strategi mereka untuk bermain di semua segmen, bawah, menengah, dan atas. Dan belakangan, menurut Business Director Samsung Mobile PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN) Budi Janto, segmen menengah menjadi fokus dari para vendor.

Ponsel dengan harga Rp2 juta hingga Rp4 jutaan mungkin hanya memiliki pasar sedikit lebih besar dari 10 persen. Meski demikian secara nilai (value) bisa sangat besar, mencapai lebih dari 25%. Tak heran jika vendor berlomba-lomba untuk masuk ke segmen teramat manis ini.

Berdasarkan riset pasar Gartner di tahun 2012 tren smartphone menengah di kisaran harga USD 300 akan mendominasi pasar dengan cepat. Dan inilah yang membuat Samsung semakin agresif menggarap pasar di kelas tersebut.

”Yang membuat kami percaya diri karena apa yang telah dipasarkan diterima dengan baik,” ujar Budi. ”Kami ingin menunjukkan bahwa Samsung sangat perhatian pada semua segmen,” ia menambahkan.

Galaxy Ace 2, Galaxy Ace Duos, serta Galaxy W secara harga dan fitur di desain untuk memenuhi gaya hidup segmen menengah. Galaxy W memiliki desain ramping. Sistem operasinya menggunakan Android 2.3 Gingerbread dengan dukungan prosessor single core 1.4GHz. Ponsel seharga Rp2,7 juta itu hadir dengan layar sentuh berukuran 3.7 inci dengan resolusi 800 x 480 piksel.

Spesifikasi lainnya adalah kamera 5 megapiksel, dukungan jaringan HSDPA up to 1.4Mbps, Bluetooth 3.0, Wi-Fi 802.11 b/g/n, dan baterai berkapasitas 1500mAh.

Untuk mereka yang menginginkan performa lebih baik lagi bisa memilih Samsung Galaxy Ace 2 seharga Rp2,999 juta. Galaxy Ace 2 memiliki bentuk bodi melingkar pada ke empat sisinya. Prosesornya cukup mumpuni, yakni 800MHz Dual-Core. Memori internalnya 4 GB (bisa ditambah MicroSD hingga 32 GB), dan RAM 768 MB. Layarnya berukuran 3.8 inci WVGA (480 x 800). Sedangkan kamera 5 Megapixel mampu merekam video 720p HD Video.

”Secara performa Galaxy Ace 2 sangat baik. Sudah memiliki prosesor dual core, layar cukup besar, dan bisa di-upgrade ke Ice Cream Sandwich (ICS),” ujar Head of Busines Development and Product Marketing PT SEIN Alven Desnecmen.

Ponsel lain yang tidak kalah menarik adalah Galaxy Ace Duos seharga Rp1,999 juta. Memori internalnya ditingkatkan menjadi 4 GB, sedangkan tambahan eksternal memori mencapai 32 GB. Kelebihan ponsel ini adalah kedua SIM-nya (GSM-GSM) dapat aktif secara bersamaan (dual on).

Menurut Alven, survei internal Samsung menyebut bahwa permintaan terhadap ponsel dual SIM di Indonesia terus menerus meningkat. ”Dual SIM adalah kategori sudah yang pernah ada di Indonesia. Bahkan Samsung juga pernah merilis Galaxy W Duos. Namun, dual-SIM di segmen smartphone masih kecil. Karena itu Ace Duos dan W Duos akan memiliki pasar yang baru,” ujar Alven.

Alven menyebut bahwa apa yang terpenting bagi konsumen di segmen menengah ini adalah value for money. Dengan harga lebih terjangkau, konsumen mendapatkan banyak fitur yang penting bagi mereka.

Seiring dengan semakin menurunnya harga smartphone dan pengguna yang terus teredukasi, peralihan pengguna feature phone ke smartphone akan lebih cepat dari yang dibayangkan. Menurut catatan GfK market share smartphone di Indonesia hanya sekitar 25 persen dari total penjualan ponsel yang perbulannya mencapai 3,7 juta unit. Kendati demikian, secara nilai pasar smartphone bisa mencapai 65% dari total keseluruhan pasar.

“Pasar ponsel di Indonesia tumbuh 30 persen secara kuantitas. Sedangkan dari nilainya tumbuh 20%,” papar Budi Janto. Karena itu ia menyebut bahwa pasar smartphone di Indonesia di masa depan masih sangat menjanjikan.

Menurut Budi Janto, pihaknya juga menyebut soal ketertarikan untuk membawa produk Windows Phone ke Indonesia. Mereka juga akan merilis setidaknya satu handset yang sudah menggunakan OS Jelly Bean tahun ini juga. “Produk yang akan kami hadirkan di Indonesia tergantung dari kebutuhan pasar yang memang sangat dinamis,” paparnya.