Dengan label harga Rp330 jutaan Orlando jelas menyasar segmen niche. Mungkin bukan mereka yang biasa menggunakan MPV di harga Rp200 juta-Rp300 jutaan. Bukan juga penikmat family-SUV yang dipasarkan diatas Rp350 jutaan.
Bisa jadi target market Orlando adalah gabungan dari keduanya. Yakni, mereka yang membutuhkan mobil yang dapat mengangkut seluruh anggota keluarga karena dimensi dan ukurannya yang besar. Namun, tetap mempertahankan unsur crossover yang kental dengan kesan sporty.
Orlando ternyata mampu menjawab hal itu. Inilah mobil yang mematahkan aturan baku bahwa MPV harus kalem dan manis. Inilah MPV untuk keluarga modern yang open minded dan menginginkan sesuatu yang beda.
Ketika bersua kali pertama di kantor General Motors Indonesia di kawasan Pondol Ungu, Bekasi, pandangan saya langsung tertuju pada bagian depannya yang catchy. Tanpa melihat keseluruhan dimensi bodinya (panjang 4.652 mm, lebar 1.836 mm, tinggi 1.633 mm dan sumbu roda 2.760 mm), sangat mungkin orang akan salah mengiranya dengan crossover.
Sebab siluet mobil ini amat menegaskan gaya crossover yang berani. Penampilannya tegas. Garis bodinya penuh otot. Pembawaannya galak. Saya sangat suka dengan desain grill radiatornya yang terpisah dengan logo bowtie milik Chevrolet itu. Sementara pelek palang berukuran 17 inci/225/50 terlihat sangat macho.
Setelah cukup lama menikmati eksterior mobil ini, kunci segera berpindah tangan, mobil pun dinyalakan. Ada beberapa hal yang saya cermati di interiornya. Konsep dual cockpit terasa modern. Bahkan mungkin lebih baik dibandingkan Chevrolet Cruze. Kedua mobil ini mengusung mesin dan platform yang sama.
Konsol bagian tengah milik Orlando cukup mewah. Ada kejutan berupa tempat penyimpanan di belakang fascia depan dari sistem audio. Tekan tombolnya, maka ruang penyimpanan yang cukup besar untuk meletakkan kacamata, dompet, karcis, hingga MP3 player, mendadak muncul.
Positifnya, ruang ini mudah dijangkau oleh pengendara atau penumpang yang duduk di bagian depan. Namun sebagai gantinya kita akan kesulitan untuk mengakses menu audio. Walau sebenarnya untuk menaik-turunkan volume atau mengganti-ganti channel radio bisa dengan menekan tombol di tuas kemudi.
Sistem audio mobil ini cukup apik. Bassnya tebal. Sedangkan kabin mampu menyerap suara dari luar dengan baik. Yang tidak saya suka adalah belum adanya dukungan iPod/iPhone di sistem audionya. Juga tidak ada slot USB. Padahal kedua hal tersebut saat ini amat penting.
Utilitas Orlando cukup tinggi. Dengan posisi kedua baris kursi belakang terlipat, kapasitas bagasi bisa mencapai 1.594 liter. Tempat duduknya mirip dengan milik Odyssey: bergaya teater. Sehingga penumpang baris kedua dan ketiga mendapatkan pandangan yang lebih baik ke arah depan dan ke samping tanpa mengorbankan ruang kepala. Ruang kaki dan kepala untuk penumpang baris kedua dan ketiga pun cukup besar.
Orlando dibekali mesin DOHC 1.796 cc, AF Valve, DCVCP, MPI bertransmisi otomatis 6-percepatan dengan Tiptronik. Tenaga maksimum yang dihasilkan mencapai 141 PS pada 6.200 rpm dan torsi 176 Nm pada 3.800 rpm.
Satu hal yang saya sadari adalah mobil ini memiliki rasio transmisi otomatis dengan perbandingan cukup rapat. Akibatnya, di putaran mesin bawah mobil ini bisa responsif. Sebaliknya, sangat sering Orlando kehabisan nafas ketika digeber di Jagorawi. Jika ingin mendapatkan akselerasi lebih, saya tidak ragu untuk menggunakan triptronik-nya. Walau dampaknya bensin menjadi lebih boros.
Tapi yang paling saya keluhkan adalah perpindahaan giginya yang terasa sangat kasar. Walau gas dibejek halus dan triptronik tidak diaktifkan pun mobil ini masih ”meloncat-loncat”. Ini membuatnya jadi kurang nyaman. Kehilangan fitur “smooth” juga membuat kadar premium mobil berkurang.
Untuk suspensi dan bantingan sama sekali tidak ada komplain. Atapnya yang rendah membuat bodyroll minim saat diajak bermanuver pada kecepatan tinggi. Mobil ini juga terasa nyaman saat dikendarai karena setirnya yang ringan. Terutama saat parkir. Posisi mengemudi juga dapat dinaik-turunkan lewat tilt-steering.
Untuk sistem keamanan, Orlando sudah dilengkapi Electronic Stability Program, Traction Control, ABS, EBD, dan BA; ditambah dual SRS Airbags, front seat airbags, pelindung pejalan kaki, crumple zone, dan side impact protection beam.



