Pangsa pasar netbook semakin tergerus karena dua alasan. Pertama karena membanjirnya komputer tablet yang hadir lebih menarik dari sisi harga dan desain (lebih kompak). Sedangkan alasan kedua lantaran harga notebook yang semakin terjangkau.

Dengan layar lebih besar dan fitur lebih baik (dibanding netbook), notebook jelas jadi pilihan konsumen. Tak heran jika market sized notebook dengan harga terjangkau ini terus membengkak.

Karena itu para vendor menjawabnya dengan menyediakan produk yang diinginkan konsumen: harganya terjangkau, layarnya besar, desain tipis, namun masih bisa digunakan untuk kebutuhan seperti bermain game dan aktifitas yang melibatkan kinerja grafis lainnya.
”Produk notebook kompetitif seperti inilah yang diminati konsumen,” ujar Juliana Chen, Produk dan Marketing Manajer Asus Indonesia.
”Dengan bujet yang terbatas, konsumen berharap mendapatkan produk bernilai lebih,” ia menambahkan.

Asus mencoba menjawab kebutuha tersebut melalui Slimbook X401U. Notebook tersebut memiliki ukuran layar 14 inci (1366 x 768). Namun, desainnya sesuai namanya: slim. Tebalnya hanya 2,4 cm, sedangkan beratnya 1,76 kg. Artinya, tidak terlalu repot saat dibawa-bawa setiap hari.

Menurut Chen, X401U dibanderol dengan harga Rp3 juta (tanpa sistem operasi) dan menargetkan konsumen kasual dengan mobilitas tinggi.
Dengan banderol Rp3 jutaan, tentu ekspektasi konsumen tidak tinggi. Asal bisa digunakan browsing dan melakukan aplikasi word processing saja sudah baik.

Tapi, ternyata Slimbook X401U memungkinkan konsumen mendapat superioritas grafis, kemampuan multimedia yang baik, serta multitasking. Saat dicoba memainkan game seperti Pro Evolution Soccer 2012 yang butuh kinerja grafis tinggi, hasilnya tidak masalah.

“Kita percaya dengan bujet yang sama konsumen mendapatkan kedigdayaan grafis,” ujar Country Head AMD Indonesia Hermawan Sutanto.

Kuncinya ternyata ada pada “dapur pacu” notebook tersebut. Yakni prosesor AMD Fusion APU Dual Core C-60 1.30GHz terbaru dengan teknologi Brazos dan kartu grafis AMD Radeon HD6290. Menurut Hermawan, saat ini konsumen menginginkan notebook yang sangat berfokus pada visual.

Karena itu, AMD mendorong kinerja grafis lewat teknologi prosesor terakselerasi yang disebut Accelerated Processing Units (APU). APU ini ibarat satu keping papan sirkuit memiliki dua otak. ”APU melebur graphics processing unit (GPU) dan central processing unit (CPU). Sehingga selain kinerja CPU, pengguna juga dapat bonus performa grafis,” paparnya.

APU juga memiliki teknologi yang disebut Heterogenous System Era (HAS). Sistem ini membuat GPU tetap bekerja saat melakukan fungsi yang tidak terlalu berat. Misalnya saat membuka aplikasi Adobe Flash ataupun peramban Google Chrome.

Klaim Hermawan, HAS membuat Adobe Flash berjalan 7 kali lebih cepat. Bahkan 20 kali lebih cepat di Internet Explorer 9. Langkah ini juga dianggap lebih murah dibandingkan menambah Gigahertz ataupun jumlah inti (core) di dalam prosesor.

Keunggulan lain APU, menurut Hermawan adalah lebih hemat energi. Karena hanya memiliki sebuah chipset (AMD A68M) maka daya tahan baterainya jadi lebih lama. “Sebab catudayanya hanya satu,” ujarnya.

Di pasar laptop secara keseluruhan market share AMD saat ini sudah mencapai 21,1 persen, meningkat dari 16 persen pada Januari 2012 silam. Dalam 4 bulan mereka meningkat 5 persen.

Adapun Asus sendiri saat ini berada pada posisi kedua dengan 20 persen market share di segmen laptop di Indonesia pada semester pertama 2012. 70 persen produk Asus pun sudah berfokus pada notebook. Selain prosesor dan desain, Slimbook X401U yang hadir dalam warna pure white dan dark blue ini masih memiliki beberapa keunggulan lain.

Sebut saja Asus IceCool yang membuat area palm rest tetap dingin. Lalu ada Asus Instant On agar komputer dapat nyala dalam 2 detik. Lainnya itu ada perfoma audio SonicMaster Lite, kibor dengan touchpad multi-gesture, serta USB 3.0.