Ingin bukti? AC Nielsen mencatat nilai jual barang konsumsi naik 7,7 persen pada Ramadan 2009 dibandingkan 2008. Sedangkan pada Ramadan 2010 kenaikannya bahkan mencapai 9,2 persen dibandingkan 2009.
Yang menarik tahun ini adalah bagaimana tingkah laku berbelanja orang di toko online. Seperti diprediksi, pertumbuhan e-commerce tahun ini luar biasa. Tidak hanya toko online yang semakin banyak kuantitasnya. Barang yang ditawarkan juga semakin variatif (banyak toko-toko menyasar pasar spesifik). Begitupun transaksi e-commerce yang terus menerus meningkat.
Contohnya saya. 90 persen barang yang saya beli sejak 2 tahun terakhir ini dilakukan lewat toko online. Alasannya simpel saja, mengapa harus ke mal atau toko tertentu jika apa yang saya butuhkan bisa dicari dan dibeli lewat internet (online).
Sejak beberapa bulan terakhir ini saya sering iseng nyobain layanan satu persatu toko online yang bermunculan. Saya komparasi produknya, saya cermati layanannya. Lama kelamaan saya cukup paham mana toko yang customer service-nya bagus, mana yang biasa saja, dan mana yang mengecewakan.
Pembeli seperti saya ini termasuk kategori yang impulsif. Artinya kalau memang tidak butuh saya jarang mencari barang di toko online. Namun, saya bisa membeli barang—walau kadang tidak dibutuhkan—ketika ada diskon atau “deal” yang murah. Intinya, shopper seperti saya ini cenderung membeli karena ada dorongan tertentu seperti diskon, harga yang murah, atau kupon potongan harga.
Yang terakhir inilah yang mengenalkan saya ke Lazada.co.id. Mulanya saya tahu toko online Lazada.co.id ini dari iklan yang ada di blog ini. Dan di web-web lainnya yang biasa saya buka. Karena tertarik, saya sempat mampir. Namun hanya browsing singkat saja.
Keisengan untuk belanja di situs ini muncul saat menghadiri Festival Komputer Indonesia (FKI) 2012. Saya sempat mampir ke booth Lazada.co.id, disuruh main game oleh salah seorang mbak-mbak disana, dan dihadiahi voucher Rp50 ribu.
Sepulang ke rumah saya mulai window shopping, mencari-cari barang yang cocok di Lazada.co.id. Yang saya beli akhirnya sebuah tas. Dipotong Rp50 ribu dan ongkos kirim gratis jelas sangat menguntungkan bagi konsumen seperti saya. Apalagi, mereka juga melayani COD (cash on delivery) yang mana pembayaran bisa dilakukan saat barang di antar.
Fitur COD (sejauh ini di hanya 10 kota) yang dimiliki Lazada.co.id ini saya rasa sangat penting. Maklum, banyak orang yang tertarik dengan online shopping tapi terkadang merasa takut untuk mentransfer atau menggunakan kartu kredit. Takut ditipu, takut barang tidak datang, dan lainnya. Dengan COD, mereka tidak perlu bayar apa-apa. Begitu barang diantar ke rumah atau ke kantor, baru mereka bayar.
Bayangkan betapa cocoknya sistem ini untuk pekerja kantoran di Jakarta yang sibuk dan malas untuk ke mal karena terjebak macet. Saya pikir belanja online seperti ini bisa menjadi solusi yang terbaik dan paling cocok di kota seperti Jakarta.
Cara pembelian di Lazada.co.id cukup mudah. Waktu itu saya membayar dengan kartu kredit. Kemudian pihak customer service http://www.lazada.co.id menelpon untuk mengkonfirmasi alamat, nama, dan produk. Sepekan kemudian barang nongol di kantor.
Nah disini ada kisah lucu. Ketika barang sampai, ternyata yang dikirim adalah Samsung Galaxy Tab 10.1 inci, bukan tas pesanan saya. Selama berbelanja di toko online, baru kali pertama ada kesalahan order seperti ini.
Sebenarnya tidak apa-apa, tapi iseng saya ceritakan apa yang terjadi lewat email. Ternyata respon mereka sangat cepat. Mereka meminta maaf lewat email dan beberapa kali menelpon saya untuk meminta konfirmasi ulang pesanan. Bahkan, sebagai kompensasi mereka memberikan dua voucher/kupon masing-masing senilai Rp50 ribu. Luar biasa.
Saya pikir servis adalah hal terpenting saat Anda membuka sebuah toko online. Ketika penjual dan pembeli tidak bertemu langsung, kepercayaan konsumen adalah yang utama. Bagaimana cara mendapatkan kepercayaan konsumen? tentu saja dengan memberikan pelayanan terbaik dan jika ada kesalahan (amatlah wajar) cepat memperbaiki.
Inilah yang dilakukan oleh http://www.lazada.co.id. Mereka adalah toko online yang serius. Serius untuk menjadi pemain besar. Serius dalam memberikan servis kepada konsumen dan pembeli. Jika mereka terus mempertahankan servis seperti ini, saya yakin Lazada tidak hanya akan maju, tapi juga menjadi salah satu toko online terbesar dan paling dipercaya di Indonesia.
Kepercayaan dan imej, adalah hal yang paling sulit di dapat saat ini. Ingat, http://www.tokobagus.com butuh lebih dari 8 tahun untuk bisa menjadi toko online terbesar di Indonesia (sudah 20 besar versi Alexa).
Usia http://www.lazada.co.id memang masih sangat muda. Namun, menurut saya mereka sangat potensial untuk menjadi pemain besar ketika e-commerce manjadi sebuah ekosistem utuh di Indonesia. Saya yakin tidak lama. Mungkin hanya tinggal 1-3 tahun lagi.
Toko online yang akan bisa bertahan dalam beberapa tahun kedepan menurut saya adalah ini: toko yang dapat memberikan alasan kuar mengapa orang harus berbelanja online. Bisa berarti toko itu menyediakan harga yang murah, pengiriman barang yang cepat, sistem pembayaran yang bagus, promo menarik, serta target market yang spesifik.
Hal lain yang harus diwaspadai adalah soal mobile. Tahun depan diprediksi pengguna internet di feature phone dan smartphone di Indonesia akan meningkat hingga 40 persen. Sangat mungkin trafik internet melalui mobile akan melebihi trafik dari desktop PC atau laptop.
Karena itu, penyedia toko online harus siap mengantisipasi hal ini. Misalnya membuat situs versi mobile, membuat aplikasi mobile, atau bahkan seperti yang dilakukan http://www.Bhinneka.com dimana pengguna bisa langsung bertransaksi lewat aplikasi mobilenya.
hmmmm……………nice review. Semoga bukan karena kupon beruntunnya itu yang bikin ulasannya sangat “menggugah selera” heheheh…
SukaSuka
mantab mas… selamat ya dapet iPad… 😀
salam kenal dari newbe ini.hehe
SukaSuka