Yahoo! Indonesia memutuskan untuk menghentikan layanan microblogging lokal Koprol yang mereka akuisisi pada Mei 2010 silam. Langkah ini diambil menyusul keinginan Yahoo! untuk lebih berfokus pada produk dan layanan inti yang berorientasi pada benefit.
”Dalam kuartal akan datang kami akan menghentikan atau melakukan transisi beberapa produk yang tidak memberikan revenue atau engagement yang berarti,” tulis pernyataan resmi mereka melalui email kepada pengguna Sabtu, 30 Juni lalu.
Koprol secara resmi akan berhenti beroperasi pada 28 Agustus 2012 mendatang. Hingga saat itu tiba, pengguna masih bisa mengekspor profil, posting, review, check-in, serta gambar yang pernah mereka unggah melalui m.koprol.com/export.
Tentu kabar ini membuat banyak pengguna Koprol yang sedih dan kecewa. Jejaring sosial buatan lokal dengan 1,5 juta akun teregistrasi itu tidak hanya memiliki banyak pengguna fanatik, banyak diantara mereka yang sudah melakukan kopi darat bahkan membentuk komunitas offline.
”Terima kasih atas indahnya persahabatan dan persaudaraan yang selama ini tercipta,” ujar pengguna Koprol dengan nama sandi @siminchu. ”Koprol telah menjadi guru untuk dunia startup Indonesia, tetaplah berinovasi!,” timpal pemilik akun @tyovan.
Blogger sekaligus pengguna Koprol Amril Taufik Gobel menyebut bahwa jejaring sosial tersebut memiliki banyak pengguna fanatik dan solid di sejumlah kota. ”Kehadiran Koprol di Indonesia menjadi fenomena yang menandai kebangkitan kreasi digital karya anak bangsa sendiri,” paparnya.
Rama Mamuaya dari situs Daily Social menilai bahwa Koprol masih menjanjikan. Namun arahan dari Yahoo! pusat memang harus mengeliminasi layanan seperti Koprol yang masih membutuhkan banyak biaya untuk pengembangannya. ”Seandainya saja tidak ditutup saya yakin Koprol bisa tumbuh sebagai real bussiness,” ujarnya.
Kendati demikian, ia tidak menganggap langkah Koprol untuk menerima pinangan Yahoo! tiga tahun lalu sebagai suatu kesalahan. ”Seandainya mereka (Koprol) dulu tidak mengambil penawaran dari Yahoo!, mungkin sekarang Koprol sudah mati,” ujarnya.
Dengan bergabung dengan Yahoo!, lanjut Rama, Koprol dapat memperbaiki produk dan fokus membangun Koprol 2.0 yang sayangnya belum sempat diluncurkan. ”Jelas resource dari Yahoo! memungkinkan tim Koprol untuk terus mengembangkan Koprol menjadi jauh lebih baik,” ia menambahkan.
Keputusan Yahoo! untuk menutup Koprol tentu bisa menjadi pelajaran bagi startup lokal. Terutama terkait arah jangka panjang dari perusahaan yang menawarkan akuisisi. Apakah dalam waktu panjang masih tetap menggunakan visi yang sama atau tidak.
”Yang kita pelajari adalah: akuisisi bukan berarti kelangsungan hidup sebuah startups terjamin selamanya, terlepas dari exit money yang didapatkan,” ujar Rama.
Founder Koprol Satya Witoelar menolak memberikan komentar. Namun yang pasti bersama pendiri lainnya Fajar Budiprasetyo dan Daniel Armanto, ia akan meninggalkan posisi mereka di Yahoo! Indonesia dalam waktu dekat.