Ternyata memanasnya layanan cloud storage tidak hanya terjadi dalam ranah global (ditandai masuknya Google Drive yang bersaing dengan Skydrive milik Microsoft, Dropbox.com, ataupun Box.net). Di Indonesia, persaingan penyedia layanan cloud pun mulai terasa dengan masuknya dua operator seluler ke layanan tersebut.
Axis adalah operator seluler pertama yang meluncurkan layanan cloud dalam bentuk software as a service (SaaS). Layanan itu diberinama Axis Box. Karena ternyata mereka bekerja sama dengan penyedia layanan cloud asal Amerika Dropbox.com, yang memiliki lebih dari 50 juta pengguna di seluruh dunia itu.
Layanan yang didapat pengguna kurang lebih juga sama ketika mereka mendaftar langsung di Dropbox.com (bukan melalui Axis Box): yakni ruang simpan online sebesar 2 GB gratis yang bisa digunakan untuk menyimpan musik, gambar, video, daftar kontak, dan lainnya.
Daniel Horan, Chief Marketing Officer Axis mengatakan bahwa Axis Box ini sudah tersedia untuk perangkat berbasis Android (bisa diunduh diunduh lewat Google Play) dan selanjutnya segera tersedia untuk Apple iOS dan Blackberry.
”Pelanggan butuh fleksibilitas dalam menyimpan data mereka,” ujar Horan. Untuk membuat akun di Axis Box, pelanggan mendaftarkan email mereka di Dropbox melalui Axis Net.
Selain Axis, PT XL Axiata Tbk adalah operator yang siap bersaing di layanan Cloud. Kamis (10/5) silam, mereka meluncurkan layanan cloud berlabel XCloud. Berbeda dengan Axis, XL hadir dengan struktur yang jauh lebih matang dan lengkap.
Solusi XCloud berfokus pada area Public Infrastructure as a Services (IaaS). Dalam hal ini XL menyiapkan layanan hosting, penyimpanan data, serta server melalui jaringan publik internet.
Untuk menggarap lini bisnis baru ini XL bekerja sama dengan 6 mitra bisnis, yakni Huawei, Fujitsu, IBM, Intratech, Mandawani, dan Microsoft. ”Kekuatan kita ada pada brand dan jumlah pelanggan. Diharapkan sinergi dengan semua mitra ini dapat menangkap peluang di bisnis komputasi awan ini,” ujar Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Hasnul Suhaimi.
Walau fokus utamanya pada IaaS, tapi XCloud juga siap dengan Software as a Services (SaaS) melalui produk Microsoft Office 365 milik Microsoft. XL menjadi operator pertama yang digandeng Microsoft untuk meluncurkan layanan tersebut.
Direktur Teknologi, Content & New Business PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini bahkan mengatakan bahwa XL siap menyediakan layanan komputasi awan bagi pelanggan yang menginginkan datanya disimpan di Data Center. Dalam hal ini XL telah menyiapkan data center berlokasi di Singapura. ”Kami berupaya membangun ekosistem. Memberi pilihan lebih kaya terhadap calon konsumen, juga memperkaya bisnis komputasi di Indonesia,” ujar Dian.
Target utama XCloud sendiri adalah small medium enterprise (SME). “SME paling cocok menggunakan layanan cloud, karena mereka lebih fleksibel. Mereka tidak perlu repot membangun infrastruktur, dan bisa berfokus langsung pada core bisnis,” kata Vice President Enterprise & Carrier PT XL Axiata Tbk Titus Dondi.
Bisa jadi cloud computing adalah bisnis yang marak tahun ini. Kendati demikian, pengamat telematika dari Swiss German University Charles Lim mengatakan bahwa ketiadaan badan regulasi untuk mengatur cloud di Indonesia bisa jadi kendala. Terutama saat menyoal stadarisasi keamanan data, teknis, dan aspek bisnis. “Aturan soal cloud ini baru akan dibicarakan tahun depan oleh pemerintah,” kata Lim.
Untuk sementara, lanjut Lim, pelaku bisnis dan provider mau tidak mau terpaksa bertumpu pada SLA (service-level agreement) terkait hal-hal seperti keamanan, lokasi, recovery, hingga kebocoran informasi.