Kegiatan ”window shopping” sekarang ini tidak hanya dilakukan melalui desktop PC di kantor atau dirumah. Semakin banyak pengguna mengakses toko online untuk mencari barang yang ingin dibeli melalui smartphone atau perangkat tablet. Hanya saja mereka masih berpikir dua kali untuk membayar langsung melalui ponsel.

Jangankan melakukan transaksi perbankan melalui ponsel, lebih banyak pengguna yang setia pada transaksi konvensional transfer bank. Meski, banyak online store yang sudah menyediakan berbagai model pembayaran seperti kartu kredit hingga KlikPay BCA/Mandiri.

Namun, bagi pionir situs e-commerce di Indonesia Bhinneka.com, sedikitnya pengguna bukanlah halangan untuk mengambil satu langkah lebih maju: membuat sebuah aplikasi mobile Bhinneka.com yang tidak hanya dapat digunakan untuk browsing, tapi juga memiliki shopping cart sehingga dapat langsung digunakan untuk bertransaksi. Ini baru kali pertama dilakukan di Indonesia.

Menurut Founder & CEO Bhinneka.com Hendrik Tio, pasar e-commerce di Indonesia saat ini masih berada pada tahap awal. Masih butuh waktu cukup lama bagi pengguna untuk mau bertransaksi langsung lewat aplikasi tersebut. ”Mungkin baru dua tahun lagi,” ujarnya.

Lalu, mengapa dirilis sekarang? “Ini adalah proses. Kami para pemain e-commerce di Indonesia sepakat untuk terus melakukan edukasi kepada pasar. Sebaliknya, kami sendiri tidak mau terlambat. Justru kami lah yang terus memberikan rangsangan agar pengguna tertarik untuk menggunakannya dan berlahan ekosistemnya akan terbentuk,” ia menambahkan.

Bhinneka.com adalah pioneer e-commerce di Indonesia. Genap 13 tahun usia mereka pada 1 Juni 2012 mendatang, hanya 5 tahun lebih muda dari Amazon.com. Mereka berdiri pada 1999, ketika akses internet di Indonesia saat itu masih dial-up dengan kecepatan masimal hanya 56 kbps. Perusahaan tersebut tetap bertahan ketika banyak pemain internet berguguran di medio 2001-2003.

Menurut Hendrik, pelanggan lah yang membuat mereka bisa bertahan sampai sekarang. ”Kami membangun Bhinneka.com dengan proses yang sangat panjang. Pelanggan Bhinneka sangat loyal. Mereka telah bertahun-tahun berbelanja di tempat kami dan selalu kembali,” ujar Hendrik.

Saat ini authorized service center untuk produk Hewlett-Packard, Lenovo dan HTC itu memiliki 175.000 member aktif yang melakukan repeat order. Dalam setahun mereka membukukan lebih dari 200 ribu transaksi. Situs Bhinneka.com sendiri perbulannya dikunjungi oleh 3 juta unique visitors dan 20 juta pageviews.

Perusahaan yang mulanya hanya menjual perangkat komputer itu kini juga melebarkan sayap ke berbagai peranti lain. Misalnya komputer/server; software/office supplies, elektronik hingga kebutuhan rumah tangga. Saat ini mereka memiliki 30 ribu macam produk untuk keperluan perusahaan dan pribadi. “Kedepannya kami ingin menjadi webshob, yang menyediakan berbagai kebutuhan. Tidak hanya toko IT saja,” papar Hendrik yang juga mengatakan bahwa Bhinneka.com memiliki 8 toko offline di berbagai pusat perbelanjaan di Jakarta.

Hendrik tidak memiliki target muluk. Aplikasi mobile Bhinneka.com hanya ditargetkan mendapat 5.000 kali unduhan dalam setahun ini. Untuk sementara, aplikasi tersebut memang hanya hadir di sistem operasi Android dan Windows Phone. Namun, dalam waktu dekat sudah bisa diakses di platform iOS dan bahkan Windows 8. Bhinneka.com mencadangkan dana Rp5-Rp10 miliar untuk membentuk tim IT.

Aplikasi commerce Bhinneka.com ini pada dasarnya merangkum semua informasi yang ada di website. Mulai dari informasi produk terbaru, promo, order tracking, atau hot items. Pengguna juga dapat mengakses aplikasi lainnya, Tarif Kirim, untuk melakukan simulasi perhitungan biaya kirim ke seluruh Indonesia dari penyedia jasa kirim JNE.

Hendrik berharap tahun depan cara konvensional transfer bank dalam transaksi online yang saat ini masih 80 persen bisa menurun hingga 50-60 persen. ”Dengan melakukan edukasi seperti ini harapannya pengguna bisa memilih metode pembayaran seperti kartu kredit, ClickPay BCA atau KlikPay Mandiri, dan lainnya,” ungkapnya.