Bagaimana cara manusia berinteraksi dengan televisi terus menerus diperbaiki. Samsung melakukannya dengan tiga cara: internet, kendali suara dan gerak, serta game dan aplikasi.

”Hai TV!” ujar Amon Sabara, Content Manager, CE Business Samsung Apps Indonesia sembari menekan tombol berlogo mikrofon di remote Samsung Smart TV 8000. Sedetik kemudian televisi LED berukuran 55 inci yang berada dalam kondisi standby itu pun menyala.

Perintah suara itu juga dapat digunakan untuk mengganti-ganti channel (menyebut ”channel up/down”), mematikan televisi (power off), atau masuk ke menu aplikasi. Tidak hanya lewat suara (voice control), interaksi itu juga hadir melalui gestur (motion control) atau gerakan tangan, serta kamera (face recognition).

Dengan motion control televisi akan merespon gerakan tangan penggunanya, misalnya untuk merubah saluran televisi, memilih aplikasi, atau bahkan menavigasi halaman website.

Adapun face recognition melalui kamera built in di televisi digunakan untuk mengenali wajah pengguna sebagai identitas untuk log in ke televisi. Fitur pengenalan wajah ini memang sudah populer di laptop ataupun smartphone Android (Ice Cream Sandwich), dianggap praktis karena karena tidak perlu mengetikkan kata sandi.

Selain smart interaction, ”smart” lain yang diunggulkan berhubungan dengan konten. Antara lain Samsung Apps yang memungkinkan pengguna untuk mengakses aplikasi langsung dari televisi. Sejak tahun lalu Samsung memang aktif mendorong developer agar mengembangkan aplikasi yang di desain khusus untuk televisi.

Hasilnya, sudah ada 3000an aplikasi dan game yang bisa diunduh. Aplikasi lokal pun tidak sedikit. Mulai aplikasi bioskop Blitzmegaplex, Ular Tangga, Tebak Gambar, Smart Deals, Cinemaku, Perspektif Online, Quran TV, Lewatmana, hingga Ngatur Duit. Tercatat ada 24 aplikasi lokal yang bisa diakses.

Walau, harus diingat bahwa ruang simpan televisi yang menggunakan prosesor dual core itu amat terbatas: hanya 785 MB saja.

Herlina Yunaidi, head of marketing Elasitas menunjukkan bagaimana mudahnya memesan tiket bioskop melalui aplikasi Blitzmegaplex. Pengguna bisa menentukan tanggal, jam, juga menonton tempat duduk.

”Mengembangkan aplikasi untuk televisi tidak terlalu sulit. Kami hanya menggunakan HTML dan Javascript saja. Apalagi TV layar lebar Samsung ini juga sudah mendukung HTML5,” katanya.

Ketika pengguna mengakses Twitter, maka linimasa mereka akan muncul di layar TV yang menggunakan platform Samsung OS 3.0 berbasis Linux itu. Begitupun dengan Facebook. Atau, TMC Polda Metro jaya yang memberikan informasi kondisi lalu lintas. Aplikasi lainnya, Viki Premiere, memungkinkan pengguna menonton video secara streaming, baik film ataupun acara televisi langsung dari televisi.

Sama halnya dengan YouTube, pengguna dapat memilih untuk melihat langsung konten video YouTube beresolusi tinggi. ”Sulit dipercaya bisa melihat video YouTube dengan gambar setajam ini,” ujar seorang jurnalis. Aplikasi video on demand (VOD) lainnya adalah Lubitu.

Jika koneksi internet yang dimiliki pengguna cukup baik, maka melihat VOD langsung di layar TV atau ditengah-tengah ruang keluarga seperti ini memberikan pengalaman yang sangat menyenangkan. Syaratnya, menurut Amon, adalah koneksi internet yang dimiliki setidaknya 1 Mbps -2 Mbps.

Samsung sedang menjajaki kerjasama dengan Groovia TV milik Telkom agar pelanggan lebih mudah dalam mengakses mendapatkan koneksi internet cepat dan stabil di televisi mereka.

Tentu kehadiran internet di televisi tidak hanya untuk browsing internet dan video. Namun juga untuk mengakses cloud, aktifitas yang sangat belakangan ini sangat populer. Samsung sudah menyediakan beberapa pilihan aplikasi penyimpanan cloud seperti Sugar Sync, Picasa, dan Family Story.

Aplikasi Family Story ini dikembangkan khusus oleh Samsung. Fungsinya agar setiap anggota keluarga bisa berbagi foto, video, atau file lain. Seandainya si ayah mengunggah foto-foto liburan keluarga ke aplikasi Family Story melalui Samsung Galaxy Nexus-nya, maka foto-foto tersebut dapat dilihat juga di layar Smart TV mereka di rumah.

Cara lain untuk berbagi konten ini adalah lewat All Share Play, dimana TV dapat menerima aliran konten seperti video, musik, ataupun foto dari peranti lain yang ada di rumah seperti smartphone melalui jaringan wi-fi.

Memiliki Keterbatasan

Memang mengucapkan ”power off” ke built-in mikropon Samsung Smart TV tidak lebih cepat dibandingkan menekan tombol power seandainya pengguna ingin mematikan televisinya. Apalagi harus bergelut dengan pelafalan bahasa Inggris-Amerika yang harus diucapkan jelas dan lantang. Seringnya justru perintah suara tidak dikenali oleh televisi. Terutama dilingkungan yang berisik.

Begitupun mengakses menu menggunakan gerakan tangan. Bukan hanya sulit dan tidak praktis, terkadang butuh waktu lama bagi televisi untuk bisa mengenali lambaian tangan. Bahkan tidak dikenali sama sekali.

Diakui Content Manager, CE Business Samsung Apps Amon Sabara bahwa beberapa teknologi yang ada pada Smart TV ini masih memiliki keterbatasan. Namun, ia berpendapat bahwa apa yang dilakukan oleh Samsung lewat produk Smart TV ini adalah memberikan alternatif “cara berinteraksi” antara pengguna dengan TV mereka yang ada dirumah. ”Misalnya voice control yang dapat menggantikan remote,” ujarnya.

Namun, ia menilai bahwa Smart Content ini akan menjadi masa depan dari industri televisi. ”Dunia digital sudah mengarah ke keluarga, tidak lagi personal. Maka kedepannya akan banyak sekali konten-konten yang menarik untuk keluarga ataupun anak-anak,” katanya.

Sayangnya, Amon mengakui bahwa dari 2500 pengguna Smart TV di Indonesia ternyata masih banyak yang belum paham akan kegunaan sesungguhnya dari Smart TV. Banyak yang membeli Smart TV untuk gengsi atau prestis saja. ”Mungkin hanya 40 persen dari pengguna yang memaksimalkan fitur Smart TV dengan menghubungkannya ke internet. Sisanya hanya menjadikan televisi biasa,” katanya.

Smart TV memang termasuk genre baru. Karena masih tergolong baru, harga Smart TV ini memang mahal. Smart TV ES8000 berukuran 55 inci yang jadi flagship dipasarkan dengan harga Rp47 jutaan. Sedangkan, untuk model ES7500 berukuran 46 inci harganya Rp27 jutaan. Selain fitur yang disebutkan diatas, keunggulan televisi ini adalah layarnya yang tajam, nyaris tidak memiliki bezel, serta sudah dibekali teknologi 3D.