Research in Motion (RIM), produsen handset BlackBerry, balik melawan. Senjatanya adalah sistem operasi yang lebih segar dengan nama BlackBerry 10 (BB10). Mereka berharap OS tersebut dapat menarik hati pengembang (aplikasi), serta 77 juta pengguna BlackBerry di seluruh dunia.

Selama setahun terakhir ini RIM terus dihantam berita negatif. Sebagian besar eksekutif strategis mereka mengundurkan diri. Termasuk CEO Mike Lazaridis dan Jim Balsillie yang belum lama ini digantikan oleh Thorsten Heins. Tapi yang terparah adalah terus menerus kehilangan market share dari segmen konsumen maupun enterprise oleh kompetitor seperti Apple dan Android milik Google.

Contoh yang paling nyata adalah bagaimana saat ini perusahaan-perusahaan di Amerika tidak lagi mengharuskan karyawan mereka untuk menggunakan BlackBerry yang konon unggul dalam hal keamanan itu.

Dalam konferensi BlackBerry World 2012 di Orlando, Florida, Amerika Serikat. Selasa (1/5) silam, RIM berupaya bangkit. Akhirnya mereka mengumumkan platform baru (disebut BB10) yang akan dibenamkan di handset BlackBerry di masa depan.

Platform tersebut jauh lebih baik dibandingkan BlackBerry OS 7 yang diluncurkan tahun lalu lantaran menggunakan rancang bangun QNX milik tablet BlackBerry PlayBook yang memantik banyak pujian. Ada beberapa fitur yang bahkan tidak dimiliki oleh iOS ataupun Android.
Pertanyaannya kemudian: bisakah BB10 merampas kembali market share RIM yang hilang? Bagaimana respon dari para developer atau pengembang aplikasi terhadap BB10?

Survei yang dihelat Appcelerator dan IDC pada Maret 2012 silam menunjukkan reaksi negatif developer terhadap RIM. Ternyata tak sampai 16 persen developer (di seluruh dunia) yang mengaku “sangat tertarik” untuk mengembangkan program/aplikasi untuk handset BlackBerry. Bandingkan tingkat ketertarikannya dengan Apple yang mencapai 90 persen dan Android yang 80 persen.

Tentu saja jika survei itu dihelat saat ini (setelah BB10 dikenalkan) hasilnya bisa saja berubah. Dan mau tidak mau RIM harus membuat angka itu berubah. Sebab, para analis menilai bahwa developer tidak hanya krusial, tapi juga kunci sukses BB10.

RIM harus berjuang keras memenangkan hati para developer untuk mau mengembangkan aplikasi di platform BB10. Sehingga saat platform tersebut resmi dilepas ke publik ekosistemnya sudah lengkap, dimana pengguna sudah bisa mengunduh beragam aplikasi yang didesain khusus untuk BB10.

Saat ini PlayBook hanya memiliki 15.000 aplikasi dan sekitar 70.000 aplikasi untuk BlackBerry. Bandingkan dengan aplikasi iPad yang mencapai 200.000 dan 500.000 aplikasi untuk iPhone.

Dalam BlackBerry World 2012, Senior Director Development Platform RIM Christopher Smith menunjukkan bagaimana developer-developer aplikasi global sangat tertarik untuk mengembangkan aplikasinya di BB10. Sebut saja aplikasi untuk mencatat kegiatan berolahraga Endomondo, mobile magazine PixelMags, mesin pencarian lokal Poynt, serta aplikasi berbagi lokasi Wikitude.

Bahkan vendor game mobile Gameloft pun sudah menyiapkan 11 game buatannya untuk platform BB10. Mulai permainan puzzle sederhana Shark Dash hingga game yang lebih rumit seperti N.O.V.A 3: Near Orbit Vanguard Alliance. ”Karena mendukung komponen open source, pengembang lebih cepat dan mudah membangun aplikasi di BB10,” ujar Adam Linford dari Truphone.

Nick Dillon, analis dari firma riset Ovum menilai kunci sukses BB10 ada pada developer. ”Mereka (RIM) harus memastikan bahwa 1000 aplikasi teratas yang ada di Android dan iOS juga sudah ada di BlackBerry 10,” katanya.

Dillon juga menyebut bahwa amatlah penting bagi pengguna untuk bisa mendapatkan aplikasi-aplikasi populer. ”Kelihatannya sepele. Tapi pengguna tidak akan membeli handset Anda jika tidak memiliki aplikasi yang biasa mereka gunakan,” ia menambahkan.

Karena itu dalam BlackBerry World 2012 RIM juga membagikan 2.000 prototip ”BlackBerry 10 Dev Alpha”, handset BlackBerry yang sudah diinjeksikan OS BlackBerry 10 kepada developer yang datang di Orlando. Memang versi BB10 tersebut belum final. Tapi setidaknya memberi kesempatan bagi developer untuk bisa mencoba aplikasi mereka ke sistem operasi tersebut. Atau, misalnya melakukan coding ulang aplikasi yang sudah dibuat di OS BlackBerry sebelumnya yang mungkin tidak cocok untuk BB10. ”Kami akan selalu mendukung para developer,” jamin Smith.

Adapun Developer asal Indonesia yang menghadiri BlackBerry World 2012 Abul Ala Almaujudy menilai bahwa RIM masih memiliki celah untuk bersaing. ”Tinggal bagaimana RIM mengkaitkan seluruh komponen dalam sebuah ekosistem yang baik,” ujar pria yang juga co-founder perusahaan pengembang aplikasi Better-B itu.

Almaujudy juga berpendapat bahwa sambutan developer di Indonesia terhadap BB10 sendiri akan luar biasa. Ia mengacu pada antusiasme perhelatan BBDevID Challenge 2012, kompetisi pengembangan aplikasi untuk BlackBerry PlayBook menggunakan WebWorks dan Android, yang berlangsung di Bandung pada 3 Maret-19 Mei 2012 silam.

”Mereka (developer) semakin ’melek’ bahwa mengembangkan aplikasi untuk platform BlackBerry menjadi semakin mudah. Cukup dengan BlackBerry WebWorks SDK pun sudah bisa membuat aplikasi,” ujar Almaujudy sembari menyebut bahwa mengembangkan aplikasi untuk platform BlackBerry di Indonesia menguntungkan karena masih dominan.

Pengguna BlackBerry di Indonesia saat ini sudah lebih dari 5 juta orang. RIM memprediksi bahwa jumlah itu akan bertambah hampir dua kali lipat (mencapai 9,7 juta orang) pada 2015 mendatang.