Semua orang suka mendapatkan hadiah atau kado. Tapi, bagi Antonius Taufan dan Stella Bella, tidak melulu sebuah hadiah itu harus berwujud barang. Namun, bisa juga berupa aktifitas baru yang sangat seru. Seperti yang mereka tawarkan di Fokado, situs yang diklaim memberikan layanan berupa ”experience gift”.

”Sebuah benda bisa hilang, rusak, atau terlupakan oleh waktu. Tapi jika kita memberikan sebuah pengalaman kepada seseorang, besar kemungkinan untuk dikenang selamanya,” ujar Stella Bella, co-founder Fokado.

Tentu, sebuah pengalaman atau aktifitas yang ”dihadiahkan” itu harus begitu uniknya sehingga bisa membekas di memori penerima.
Di Fokado, ”experience gift” yang ditawarkan memang terdiri dari beragam aktifitas seru. Mulai dari scuba diving, memanah, berkuda di alam bebas, belajar DJ, membuat keramik dari tanah liat, belajar sulap, hingga mengikuti workshop batik. Ada sekitar 50-an eksperiens menarik yang di tawarkan.

Menurut Antonius Taufan, yang juga menjadi co-founder Fokado, banyak yang melupakan betapa menyenangkannya melakukan sebuah aktifitas baru. Kalaupun ada yang ingin mencoba sebuah kegiatan tertentu, kadang menjadi malas karena bingung harus mengontak siapa.

Taufan lantas bercerita bagaimana temannya membeli ”experience gift” kursus sulap singkat. Sepulang dari kursus itu ia sudah bisa beratraksi di depan anaknya. ”Ini adalah contoh sederhana betapa experience gift tidak hanya membawa kebahagiaan untuk satu orang saja. Tapi kebahagiaan itu bisa menyebar ke orang-orang terkasihnya,” ujar Taufan.

Karena itu, ia optimistis bahwa layanan ”experience gift” ini memiliki ruang tumbuh yang sangat besar di Indonesia, khususnya Jakarta. Mengapa? Ada dua alasan. Pertama, bagi mereka yang akan memberi hadiah kepada seseorang, maka akan senang karena bisa memberikan sesuatu yang unik dan berbeda.

”Pemberi kado juga merasa lebih praktis. Tidak perlu mereka menghabiskan waktu untuk belanja di mal,” ujar Taufan. ”Cukup melakukan pembayaran lewat transfer, maka gift certificate akan diberikan ke alamat penerima hadiah. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak memberikan gift, karena hari itu juga beli dan dikirim pun bisa,” tambahnya sambil tersenyum.

Sebaliknya, mereka yang diberi hadiah tak kalah senang karena mendapat kejutan yang berbeda. Setelah mendapat gift certificate, ia cukup melakukan reservasi ke pihak Fokado untuk diaturkan jadwal di merchant-nya. ”Penerima hadiah memang harus mengatur jadwal. Aktifitas seperti berkuda, misalnya, bisa penuh di hari-hari tertentu,” katanya.

Baik Stella maupun Taufan menilai bahwa layanan Fokado lebih condong ke arah e-commerce dibandingkan daily deals. Meski demikian, tantangan terbesar mereka hampir serupa dengan daily deals: mendapatkan merchant terbaik yang bisa memberikan pengalaman istimewa.

”Kami tidak mau asal bekerja sama. Kami ingin bisa memberikan layanan yang berkesan. Mulai dari value-nya, perofesionalitas merchant, hingga safety. Karena itu, kami pilih merchant yang terbaik di bidangnya,” beber Taufan lagi. Memang layanan Fokado tidaklah murah. Aktifitas berkuda berdua, misalnya, ditawarkan seharga Rp570 ribu, mengikuti batik intensif mencapai Rp600 ribu, dan mencicipi bir di lima negara senilai Rp700 ribu.

Karena itu segmen yang dibidik cukup nieche dan spesifik: AB, B, serta para ekspatriat. ”Kendati demikian, kita juga punya aktifitas yang cukup murah lho, mulai dari Rp50 ribu-Rp150 ribu. Misalnya berlatih kendo atau memanah,” timpal Bella. Aktifitas yang seperti ini tidak selalu harus ”dihadiahkan”, tapi bisa juga menjadi ”weekend to-do list”, yakni aktifitas yang menyenangkan saat dilakukan di akhir pekan.

Fokado.com saat ini masih dalam status beta. Meski demikian, sejak beroperasi pada 9 Februari 2012 silam pembeli ”experience gift” mereka terus menunjukkan peningkatan. Terutama di hari spesial seperti Valentine. ”Kami optimistis mendapatkan margin di tahun pertama,” tutup Taufan.