Ruang tumbuh bagi netbook di Indonesia ternyata masih jembar, kendati di pasar global segmen ini terus digerus oleh tablet. Kini netbook muncul lebih segar, dengan fitur yang tidak kalah dengan ultrabook.

Harga menjadi faktor pembeda antara netbook dengan segmen komputer jinjing lainnya. Ketika harga sebuah notebook standar diatas Rp5 jutaan, harga netbook bisa ditekan hingga menyentuh angka Rp3 juta. Tak heran pada kemunculan pertamanya pada 3-4 tahun silam netbook menjadi genre yang sangat populer.

Tentu harga yang begitu murah itu membuat penggunanya juga tidak bisa protes berhadapan dengan fitur ”seadanya”. Mulai RAM yang hanya 1 GB, kibor kecil dan kurang nyaman, desain tidak menarik, serta layar berukuran 7 inci-10 inci dengan resolusi rendah.

Kehadiran tablet membuat sebagian pengguna netbook selingkuh. Bisa jadi mereka merasa jenuh dengan performa netbook yang dirasa kurang. Paling tidak, hal itu diutarakan oleh Direktur Regional Asia Tenggara, APAC, Asus, Rex Lee.

”Pasar Indonesia saat ini semakin dewasa. Pengguna menginginkan barang yang berkualitas, tidak sekadar bisa menjalankan fungsinya,” beber Lee.

Tiga produk terbaru yang dikenalkan Asus bisa jadi membuat orang berpikir kembali tentang definisi netbook. Baik dapur pacu, cangkang, bahkan teknologi pelengkapnya dirombak total.

Meski tidak sebaik ultrabook yang bisa dua atau tiga kali lipat lebih mahal dari sisi harga, fitur netbook saat ini sudah meninggalkan label laptop murah atau laptop kelas dua yang dulu mereka usung. Asus Eee PC 1225C yang dipasarkan sekitar Rp3,2 juta (tanpa OS), misalnya, menggunakan prosesor Intel Atom N2800 terbaru yang mengusung platform Cedar Trail-M.

Intel mengklaim Cedar Trail ini memiliki performa grafis 3x lebih baik dari generasi sebelumnya dan 18 persen peningkatan di kemampuan komputasi. Karena menggunakan arsitektur 32 nanometer maka konsumsi daya listrik prosesor Cedar Trail bisa 10 persen lebih hemat dibandingkan generasi Intel Atom sebelumnya yang dikenal sudah sangat hemat.

Juliana Chen, Business Development Manager Asus, menjelaskan bagaimana pihaknya terus berupaya untuk mendorong teknologi netbook ke level berikutnya. Hasilnya, banyak fitur Asus Eee PC 1225C yang seharusnya hanya ada di segmen notebook, ultrabook, ataupun high-end notebook.

Yang pertama adalah fitur instant on yang memungkinkan user dapat menyalakan netbook-nya dalam waktu 2 detik setelah lid dibuka. Mulanya fitur instant on ini hanya ada di produk laptop keluaran Apple, dan belakangan menjadi fitur wajib di segmen ultrabook.
”Fitur instant on ini menjadi sangat penting mengingat pembeli netbook sering berada di perjalanan dan butuh mengakses komputer mereka dengan cepat,” ujar Chen.

Fitur lain yang sebelumnya hanya ada di notebook premium adalah kemampuan untuk terhubung ke layar televisi bedefinisi tinggi (HDTV) melalui port HDMI. Cukup colok slotnya, maka kumpulan video full HD (1080p) yang ada di memori 320 GB netbook Anda bisa dilihat langsung di layar TV. Betapa menyenangkan dan praktisnya.

Kemampuan lainnya sangatlah menunjang konektifitas. Ada Wi-Fi Direct, dimana pengguna bisa terkoneksi dengan peranti bergerak
lainnya tanpa menggunakan access point nirkabel. Kemudian, ada 3.0 untuk kecepatan transfer data tinggi, dan USB Charging bahkan dalam keadaan lid ditutup.

Ketiga fungsi ini menjalaskan bagaimana sebuah netbook bisa memberikan dukungan kepada perangkat bergerak lain seperti smartphone dengan menyediakan kemudahan konektifitas nirkabel ataupun sumber energi listrik. Fitur-fitur ini sangat penting untuk menyambut tren multiple device, bahwa saat ini orang cenderung menggunakan lebih dari satu peranti bergerak untuk memenuhi aktifitas dan kebutuhannya.

Tak Terpengaruh Tablet
Pada periode 2010-2011 pangsa pasar netbook di Amerika praktis tergeser secara mendadak lewat kehadiran tablet seperti iPad. Saat ini permintaan tinggi netbook di Amerika hanya berasal dari sektor pendidikan. Menurut International Data Corporation (IDC), hingga 2014 mendatang pertumbuhan netbook secara global hanya akan meningkat sebesar 4,3 persen saja. Pada 2010, total pasar netbook di seluruh dunia adalah sebesar 37,8 juta unit.

Pada 2011 silam IDC memperkirakan pangsa pasar netbook hanya sekitar 1,1 juta unit atau 30 persen dari total pangsa pasar komputer jinjing (notebook) yang sekitar 3,8 juta unit. Rex Lee, Direktur Regional Asia Tenggara, APAC, Asus, menilai bahwa pangsa pasar netbook pada 2012 di Indonesia berkisar diantara 15-20 persen terhadap total market notebook.

Menurutnya, di Indonesia netbook masih memiliki ruang untuk tumbuh karena banyak yang menjadikannya sebagai ”komputer pertama” lantaran harganya yang murah. “Netbook sangat diminati oleh siswa SD atau SMP,” kata Lee. Lee juga menyebut bahwa kesempatan Asus tahun ini semakin baik karena banyak vendor yang tidak lagi bermain di segmen netbook. Praktis, saingan terberat mereka saat ini adalah sesama produsen asal Taiwan yakni Acer, serta Hewlett-Packard (HP).

Cedar Trail Saingi Tablet
Sejak awal 2012 ini Intel meremajakan prosesor Atom mereka dengan Cedar Trail. Cedar Trail adalah prosesor dual core yang dirilis dalam dua seri, yakni Atom N2600 dan N2800. Keduanya terintegrasi dengan Intel Graphics Media Accelerator 3600/3650.
Prosesor tersebut diklaim dapat meningkatkan kinerja grafis dua kali lipat dibanding generasi sebelumnya. Sementara daya tahan baterainya juga lebih irit, diklaim bisa bertahan hingga 10 jam.

Lini produk Asus Eee PC terbaru merupakan salah satu vendor pertama yang menggunakan Intel Atom Cedar Trail. Ke depannya, akan lebih banyak lagi vendor yang menggunakan prosesor ini. Mulai dari Acer, Asus, HP, Lenovo, Samsung dan Toshiba.