Hal itu diungkap oleh Azis Wonosari, Business Development Manager Lenovo Indonesia saat meluncurkan All-in-One desktop PC ThinkCentre M71 di Marche, Grand Indonesia, Rabu (9/11) silam. Menurut Azis, AIO adalah segmen PC yang akan bertahan di masa depan kendati terus digempur oleh laptop dan tablet. Di Indonesia segmen ini memiliki konsumen yang cenderung tetap, antara lain korporasi (perusahan finance), pemerintah, serta institusi pendidikan.
Berbeda dengan desktop PC tradisional, AIO tidak memiliki tower CPU yang acap memakan banyak ruang. Motherboard, memori, serta prosesor menyatu di dalam layar monitor. Karena itu, efisiensi paling terasa dari AIO adalah ukurannya yang ringkas. ”Ruang yang bisa dihemat mencapai 70 persen. Kubikal jadi lebih lega, karena tidak ada tower CPU yang mengganggu,” beber Azis. AIO juga memiliki satu kabel power, sehingga tidak butuh banyak colokan.
Pengematan terbesar lainnya adalah konsumsi daya listrik. Jika desktop PC tradisional rata-rata mengonsumsi 300 watt, maka daya listrik maksimum yang dibutuhkan AIO hanya 150 watt atau 30 persen lebih hemat. ”Bayangkan jika sebuah perusahaan mengganti desktop PC yang mungkin jumlahnya bisa ribuan unit dengan AIO. Berapa besar penghematan yang bisa dilakukan?,” tanya Azis. Itulah alasan mengapa perusahaan kini sudah mulai meninggalkan desktop PC tradisional.
Memang, dari segi harga AIO lebih mahal. ”Tapi jika dihitung biaya operasional jangka panjang, AIO justru jauh lebih murah. Perusahaan sudah menyadari hal ini,” ungkap Azis.
ThinkCentre M71 adalah versi upgrade dari ThinkCentre M70z yang sudah dilempar ke pasar pada 2010 silam. Perubahannya pada M71 cukup banyak. Prosesornya menggunakan Intel Core generasi kedua. Layar yang dulunya 19 inci diperlebar menjadi 20 inci. Chipset yang digunakan juga lebih cepat, dari Intel Express H57 menjadi Intel Express H61.
Menariknya, konsumen bisa memilih spesifikasi sesuai kebutuhan. Misalnya mengganti monitor standar dengan monitor sentuh (touch screen). Bisa juga memilih moda penyimpanan HDD 1 TB yang lega atau 160 GB SSD yang cepat. Prosesor dan RAM pun juga bisa dipesan sesuai kebutuhan.
Tak hanya itu, pihak Lenovo juga memberikan dukungan berbagai aksesoris untuk memaksimalkan fungsi komputasi. Misalnya adapter USB ke DVI, tetikus dan kibor Bluetooth, monitor kedua, hingga security cable lock. Karena sasarannya korporasi, jeroan ThinkCentre M71 maupun M70z menggunakan Intel Core generasi terbaru untuk desktop PC. Lenovo sendiri memiliki AIO yang menyasar konsumen entry level dengan spesifikasi netbook (menggunakan Intel Atom). Yakni IdeaCenter B320 dan B520. Banyak yang menyebut genre ini sebagai Nettop, desktop berkemampuan netbook. Marketnya adalah mereka yang menginginkan desktop PC murah dan kompak, karena hanya butuh untuk komputasi ringan dan berinternet.
Pasarnya Menjanjikan
All in One (AIO) desktop PC adalah segmen yang belum ada sebelumnya. Genre ini meraih popularitas pada pameran elektronik Consumer Electronic Show (CES) di Las Vegas pada 2009 silam. Begitu dikenalkan, AIO dianggap sebagai genre potensial yang dinilai dapat menjaga daya saing desktop PC terhadap serangan agresif notebook, netbook, serta tablet.
Dibandingkan Amerika atau Eropa, market desktop PC di Asia Tenggara sejauh ini masih solid. Menariknya, lembaga riset GfK menilai, kesolidan ini salah satunya karena AIO. GfK mencatat, pada semester pertama 2011 penjualan total desktop PC di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam mencapai 800.000 unit dengan total nilai USD488 juta (Rp42,9 triliun). Ternyata, 1 dari 10 desktop PC yang terjual adalah AIO.
Terlepas dari meledaknya popularitas laptop dan tablet, angka tersebut menunjukkan performa stabil dari pasar desktop PC di Asia Tenggara selama tiga tahun terakhir. Dan disaat penjualan desktop PC terus menurun, segmen AIO justru mengalami peningkatan. Dalam paruh pertama 2011, GfK mencatat 44,000 unit AIO desktop PC dengan nilai USD44 juta (Rp3,8 triliun) terjual di Asia Tenggara. Pertumbuhannya mencapai 10 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya dan 100 persen jika dibandingkan 2009.
Ternyata, kunci pertumbuhan ini adalah harga. ”Harga AIO yang semakin murah menarik minat konsumen,” ujar Gerard Tan, Regional Account Director, IT & Office GfK Asia. ”Saat ini harga rata-rata AIO Rp9 jutaan, turun jauh dibanding pada 2009 yang mencapai Rp11 jutaan,” katanya.
Dari enam negara di Asia Tenggara, market terbesar keseluruhan desktop PC ada di Indonesia dan Thailand. Pada semenster pertama 2011, penjualan desktop PC di Indonesia mencapai 244,300 unit sedangkan Thailand 239,400 unit. Dan jika dikerucutkan pada segmen AIO, satu dari setiap dua (50%) desktop PC yang terjual adalah AIO.
”Sangat menarik melihat Indonesia, Malaysia, dan Thailand menunjukkan pertumbuhan signifikan pada segmen AIO yang tahun ini mencapai 20 persen. Sedangkan kategori desktop PC secara keseluruhan justru tidak tumbuh,” ujar Tan.
Menurutnya, selain harga yang murah, model terbaru juga hadir lebih canggih. Misalnya layar hingga 21 inci, serta monitor LED. ”Saya kira kedepannya vendor akan berfokus pada area ini, terus memperbaiki penawaran yang mereka berikan pada konsumen,” katanya.
Lembaga survey lainnya, Gartner, mencatat bahwa Hewlett-Packard (HP) masih menjadi pemimpin di segmen desktop PC global. Pada kuartal ketiga 2011, mereka mengapalkan 16 juta unit, meningkat 5,3 persen dibanding kuartal yang sama tahun lalu. Market share global mereka di segmen desktop PC mencapai 17,7 persen, terpaut hanya 4 persen dibanding Lenovo yang menempati posisi kedua.
”Untuk kali pertama Lenovo menempati posisi kedua sebagai vendor PC terbesar kedua di dunia,” ujar Gartner. Lenovo mengapalkan 12 juta unit pada kuartal ketiga, meraup 13,5 persen market share, serta pertumbuhan hingga 25,2 persen. Di posisi ketiga ada Dell dengan 12,2 persen market share dengan 10,6 juta unit, disusul Acer yang mengapalkan 9,6 juta unit dan Asus dengan 5,6 juta unit.