Proyek pembangunan USS dimulai pada 2006 setelah Genting Group asal Malaysia memenangi tender untuk membuat sebuah resort terintegrasi di Pulau Sentosa (Resort World Sentosa). Biaya pembuatan RWS berikut USS mencapai USD4,4 miliar (hampir Rp38 triliun).
Executive Chairman RWS Lim Kok Thay punya alasan unik mengapa ia memutuskan untuk membangun USS. ”Saya suka film. Film dapat dinikmati oleh semua kalangan dan menginsirasi orang dalam menjalani hidup mereka,” katanya.
Mengapa memilih Singapura? Ada beberapa alasan yang diutarakan oleh Lim. Antara lain atmosfernya yang friendly, negara yang family oriented, mayoritas menggunakan bahasa Inggris, udara nyaman, serta lokasi demografis Singapura yang strategis.
RWS sendiri terdiri dari empat hotel bintang lima, yakni Hard Rock Hotel, Festive Hotel, Hotel Michael, serta Crockford Tower. Disebut terintegrasi, karena setiap hotel yang letaknya ”mengitari” USS itu berhubungan satu sama lain. Untuk mecapai satu tempat ke tempat lain cukup berjalan kaki tak lebih dari 30 menit.
Setiap hotel juga punya segmentasi berbeda. Hard Rock Hotel untuk kalangan muda, Hotel Michael lebih general, Festive Hotel untuk keluarga, serta Crockford Tower kalangan terbatas yang hobi berjudi. Maklum, letak Crockford Tower hanya selangkah dari casino.
Tahun ini pembangunan RWS akan mencapai fase kedua. Yaitu menyelesaikan pembangunan Musium Maritim di kuartal ketiga, hotel Equarius, Oceanarium, dan water theme park pada kuartal terakhir 2011.
Siasati Lokasi
Dengan luas total sekitar 20 hektar, USS sudah memakan hampir separuh kawasan RWS yang sekitar 49 hektar. Luas ini terbilang kecil jika dibandingkan Taman Impian Jaya Ancol, misalnya, yang mencapai 500 hektar.
Luas lokasi ini memang punya pengaruh besar. Saya, misalnya, hanya butuh kurang dari 30 menit untuk mengelilingi USS (tanpa mencoba wahananya).
Executive Chairman Resort World Sentosa (RWS) Tan Sri Lim Kok Thay mengakui bahwa sebuah theme park memang haus tanah. ”Bila menyebut theme park, more land always better. Tapi, kita berada di Singapura dimana tahan adalah sesuatu yang premium, semakin banyak wahana, tanah yang dibutuhkan juga semakin besar,” katanya.
Karena itu, yang dilakukan oleh RWS adalah membuat setiap wahana di USS semenarik mungkin. Dimanapun, kata Lim, kualitas dan konten dari theme park itu yang paling penting.
”Secara size kami rasa cukup sudah. Kami punya wahana indoor dan outdoor, juga untuk semua jenis usia. Jika dilihat dari jumlah wahana, kami bahkan unggul dibandingkan theme park yang lain,” katanya percaya diri.
Selain itu, upaya untuk menyegarkan setiap wahana setiap tahunnya menjadi strategi penting agar orang selalu datang. ”Kami akan selalu me-refresh wahana yang ada,” katanya.
Pada 2013 nanti, USS akan memiliki 24 wahana, meningkat dari 20 tahun ini. Namun, mereka masih merahasiakan apa saja wahana baru itu. ”Yang jelas akan mengejutkan,” kata Lim lagi.
Pengunjung USS tahun lalu mencapai 2 juta orang, sekitar 75 persennya adalah turis dari Asia tenggara (termasuk Indonesia), China, Korea, serta Jepang.
Tahun ini mereka menargetkan 4 juta orang atau meningkat 2 kali lipat. Sementara pengunjung total RWS sendiri ditargetkan dari 15 juta tahun lalu menjadi 16 juta tahun ini.
Wisata dan Judi
Selama lima tahun terakhir Singapura melakukan investasi besar-besaran di sektor pariwisata dan turisme. Total biaya pembangunan RWS dan Marina Bay Sands dengan casinonya yang populer itu diperkirakan mencapai USD5,1 miliar (lebih dari Rp40 triliun).
Namun, perputaran uangnya juga cepat. Pada kuartal terakhir 2011, nett profit yang dibukukan oleh RWS mencapai USD537,9 juta, mengungguli Marina Bay Sands yang sekitar USD284,5 juta.
Dengan kekuatan nilai tukar dollar Singapura yang solid, Singapura disebut-sebut akan mengungguli ekonomi Hong Kong. Pendapatan domestik kotor (GDP) Singapura pada kuartal pertama tahun ini saja mencapai USD64 miliar, mengungguli Hong Kong yang sekitar USD57,9 miliar.
Chua Hak Bin dari Bank of America mengatakan jika di 3 kuartal selanjutnya akan tetap seperti ini, Hong Kong akan tergeser. Padahal, 10 tahun lalu ekonomi Singapura hanya setengah dari Hong Kong.
Selain kuatnya nilai tukar dollar Singapura, Chua berpendapat faktor pendorong ekonomi datang dari casino serta high end manufacturing.
Faktor lainnya adalah dukungan penuh dari pemerintah Singapura sendiri. Grand Opening USS pada sabtu lalu dihadiri pula oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan Singapura Lim Hng Kiang.
Ia mengatakan bahwa pembukaan ini movie theme park ini adalah langkah penting bagi pembangunan pulau Sentosa dan lansekap turisme di Singapura. USS saja memiliki 3.450 karyawan, sepertiga dari 13.000 tenaga kerja total di RWS. ”Resor ini telah membantu terbentuknya program pelatihan taman hiburan yang dimotori pemerinta,” kata Lim
Wajar jika Singapura memposisikan Industri wisata sebagai fokus tahun ini dan di masa mendatang. Dari sektor pariwisata saja, pendapatan Singapura pada 2010 mencapai USD18,8 miliar, meningkat hingga 47 persen dari tahun 2009 yang sekitar USD12,8 miliar. Di Indonesia, yang notabene sektor pariwisatanya terbesar setelah minyak dan gas, pendapatan dari devisa pada 2010 baru sekitar USD7 miliar atau Rp63 triliun.
Selain RSW dan Marina Bay Sands, Singapura menawarkan banyak sekali acara wisata bergengsi. Mulai dari Formula One night race, Asia Fashion Exchange, hingga Travel Rave. “Kedepannya Singapura akan menjadi destinasi bagi bisnis dan hiburan,” kata Lim. (habis)


