Kesempatan menginap di hotel yang tarifnya hanya terjangkau mereka yang berkantong cukup tebal jelas jadi kesempatan unik. Kesempatan itu saya dapatkan saat memenuhi undangan Resort World Singapore (RWS) untuk meliput grand opening Universal Studios Singapore (USS), movie theme-park pertama di Asia Tenggara.
Semua media undangan, baik dari Korea, India, Thailand, Malaysia, serta Indonesia diinapkan di Hard Rock Hotel Singapore, hotel baru yang pengelolaannya masih dibawah RWS. Ada tiga hotel lainnya di pulau Sentosa yang sudah dan akan dibangun oleh RWS. Hotel Michael, Festive Hotel, serta Crockfords Tower sudah bisa diinapi. Tapi Equarius Hotel dan Spa Villas masih dalam proses pembangunan.
Diantara Hotel Michael, Festive Hotel, serta Crockfords Tower yang letaknya berdekatan dengan Universal Studios Singapore itu, Hard Rock menjadi satu-satunya hotel yang berjiwa muda.
Jiwa muda ini terasa dari desain lobinya yang artistik, seperti sedang berada di hotel butik. Namun, hotel butik yang mewah.
Di dinding meja resepsionisnya berjejer lukisan bergaya pop art Bob Marley dan artis terkenal lainnya. Saat keluar lift untuk menuju kamar, masih ada diding kaca yang memamerkan kostum milik Justin Beiber ataupun Aaron Carter yang pernah dipakai berkonser. Liftnya juga unik, dindingnya dihiasi ornamen kristal yang berpendar.
Ornamen-ornamen yang berhubungan dengan musik itu saya temukan juga di atas tempat tidur king-size saya. Ada tiga foto musisi legendaris era 1980an berjejer disana. Di masing-masing kamar, foto yang dipajang juga berbeda-beda.
Ternyata, apa yang saya rasakan ini sesuai dengan citra yang ingin dibangun oleh Hard Rock Hotel. Yakni mengawinkan “rock & roll attitude” dengan servis hotel berbintang lima. Di meja kerja yang terletak di bawah TV LCD 40 inci ada Mini Hi-fi yang sudah dilengkapi dengan iPod docking station. Jadilah saya bisa memasang playlist rock & roll yang kebetulan ada di iPod Nano saya keras-keras.
Ukuran kamarnya memang tidak seluas hotel bintang lima lain yang pernah saya kunjungi di Singapura. Tapi tetap terasa lega, karena penataan kamarnya yang enak. Tidak ada dua lampu tidur berlebihan dan seringnya memakan space cukup banyak. Lampu tidur itu diganti dengan sebuah lampu kristal gantung. Selain tidak memakan space, lampu ini berpadu sempurna sebagai ornamen hiasan kamar yang cantik.
Kekurangannya menurut saya adalah tidak ada bathub dan ruang shower untuk mandi yang agak sempit. Padahal berendam air hangat di bathub setelah seharian beraktifitas adalah pembunuh rasa pegal di badan yang paling mujarab.
Ternyata, kamar dengan bathub-nya ini hanya ada di tipe Suite Room yang lebih mewah dan luas. Sedangkan kamar saya adalah tipe standar Duluxe Room. Hard Rock Hotel juga menyediakan tipe presidential suite yang mereka namakan Rock Star Suite. Pengguna kamar ini akan merasa menjadi musisi atau selebritis A-list, dengan kamar mandi khusus yang di desain ala “rock star”.